Tilawah Orang Indonesia Diperhitungkan di Luar Negeri
JAKARTA – Jum’at 02/09/2009 Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta menyelenggarakan acara Halal Bi Halal yang diiukti segenap pimpinan, pejabat, dosen dan karyawan IIQ.Berlokasi di Aula IIQ, acara ini dibuka dengan bacaan ‘basmalah’ dan pembacaan surah Al-Fatihah oleh rektor IIQ, DR. KH. Ahsin Sakho Muhammad.Selanjutnya, mengawali pembicaraan, Ahsin menceritakan pengalaman perjalananya di Libia dari tgl 20 sd. 30 Sept 2009. Lawatannya ke Libia kali ini untuk menjadi salah seorang juri MTQ di sana.
“Musabaqah Tilawatil Qur’an tingkat internasional yang diselenggarakan di sana dinamakan “Jâ’izah al-Fâtih al-Âlamy” yang diselenggarakan oleh Al-Lajnah As-Sya’biyah Li al-Awqâf wa Syu’ûn al-Zakah Libia. Setingkat Menteri Agama di negara kita, Republik Indonesia.Lebih jauh Ahsin menyatakan bahwa di Libia, MTQ diselenggarkan dengan dua bidang lomba, bidang tahfidz dan bidang tajwid, yang di Indonesia disebut bidang Tilawah. Karena itulah kemudian, Ahsin sebagai delegasi juri dari Indonesia mengusulkan adanya bidang lomba Tafsir Al-Qur’an.Dari pengamatan saya menjadi juri di sana, lanjut Ahsin, kemampuan tilawah orang-orang Indonesia sangatlah diperhitungkan. Delegasi Indonesia juga mendapatkan peringkat kedua dalam bidang ini, setelah delegasi dari Iran. Musabaqah Tilawatil Qur’an di Libia sendiri di selenggarakan dalam rangka memperingati 40 tahun berkuasanya kelaurga Khadafi di Libia (AM)