Sunni-Syiah dalam Naungan Satu Kitab Suci

TANGERANG – Ahad 03/03/13, suara tepuk tangan bergema ketika Dr. K.H. A. Muhaimin Zen, MA selesai menyampaikan pemaparan bukunya “Al-Quran 100% (seratus persen) Asli Sunni-Syi’ah Satu Kitab Suci” yang dibedah di Auditorium Rusunawa Pesantren Takhasus IIQ Jakarta.

Acara bedah buku tersebut dihadiri oleh sekitar 200 mahasiswa yang memenuhi ruangan. Selain itu hadir pula Dr. H. Khalid Al-Walid, yang merupakan narasumber dari pihak Syi’ah dan Dr. Hj. Romlah Widayati, MA. yang merupakan narasumber dari pihak Sunni.

Acara tersebut diprakarsai oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ushuluddin (BEMFU) IIQ Jakarta. Adapun tema yang diusung dalam acara tersebut yaitu “Sunni-Syi’ah dalam Satu Naungan Kitab Suci”. Atikah Nur Rahmawati selaku Presiden BEMFU menjelaskan Tema ini dipilih karena dianggap sangat tepat dengan kondisi yang terjadi antara Sunni-Syi’ah di Indonesia. Harapannya dengan kembali kepada kitab suci yang sama, mereka (Sunni-Syi’ah) dapat menjalani kehidupan yang damai dan rukun hingga terciptalah masyarakat Muslim yang kuat dan harmonis.

Dalam bukunya yang diterbitkan oleh Nur Al-Huda, Dr. KH. A. Muhaimin Zen, MA menyatakan bahwa umat muslim Sunni maupun umat Muslim Syi’ah memiliki Al-Quran yang sama. Istilah tahrif atau perubahan Al-Quran yang dilancarkan oleh musuh-musuh Syi’ah terhadap Syi’ah, merupakan salah satu biang keladi penyebab perpecahan diantara umat Muslim, khususnya yang terjadi diantara umat Sunni dan Syi’ah. Menurut Kyai Muhaimin, tahrif terhadap Al-Quran yang dilakukan oleh kaum minoritas Syi’ah telah ditentang oleh kalangan ulama Syi’ah sendiri. Hal ini disebabkan karena dalil yang mereka gunakan untuk membuat pernyataan tahrif ini bersumber pada riwayat-riwayat yang sanadnya dinilai lemah, mursal, atau terputus. Peristiwa tahrif Al-Quran tidak hanya terjadi di kalangan umat Syi’ah saja, akan tetapi terjadi pula dalam kalangan umat Sunni. Hal ini berdasarkan beberapa riwayat hadis yang disandarkan kepada sahabat Umar ibn Khatab dan Aisyah, dan juga terdapat perbedaan-perbedaan diantara mushaf para sahabat. Akan tetapi pernyataan ini juga telah ditolak oleh mayoritas ulama Sunni. Intinya, baik Sunni maupun Syi’ah memiliki satu kitab suci yang sama yang kita sebut sebagai Mushaf Usmani.

Kyai Muhaimin menambahkan “Adanya perbedaan jumlah huruf, ayat, dan surat yang terdapat dalam mushaf-mushaf sahabat sejatinya mengandung penafsiran, doa, hadis nabi, dan hadis qudsi. Seandainya mushaf-mushaf tersebut masih ada dan kemudian diteliti lebih jauh, serta membuang semua penafsiran, hadis nabi, hadis qudsi, dan doa tentu akan ditemukan kesesuaian jumlah huruf dan ayat yang terdapat dalam Mushaf Usmani”.

Dr. H. Kholid al-Walid sebagai narasumber yang memaparkan mengenai Syi’ah sangat mengapresiasi dengan baik lahirnya buku ini. Beliau menilai, lahirnya buku ini merupakan angin segar pada saat ini. Di mana saat ini telah terjadi fitnah besar yang melanda kedaulatan umat Muslim. Pakar filsafat yang sempat mengenyam pendidikan selama 8 tahun di Takhasus Filsafat dan Tasawuf Qom Iran ini menyatakan bahwa dalam literatur kitab-kitab hadis Syi’ah, ulama-ulama Syi’ah selain mengambil dasar hukum dari qoul Nabi Muhammad, juga mengambil dasar hukum dari pendapat imam-imam Syi’ah. Dan hadis-hadis mengenai tahrif Al-Quran di kalangan ulama Syi’ah tidak menetapi syarat muafaq untuk dijadikan sebagai sumber hukum.

Setali tiga uang dengan Dr. KH. A. Muhaimin Zen, Dr. H. Kholid Al-Walid menyatakan hal yang sama bahwa tidak ada tahrif antara Al-Quran yang ada pada umat Syi’ah maupun pada umat Sunni. Lebih lanjut beliau mengatakan “kalau terjadi perbedaan tentulah para sahabat waktu itu sudah meluruskan, karena sahabat adalah orang-orang yang menyaksikan dan mendengar langsung bagaimana Al-Quran dibacakan dan dibukukan pada waktu itu. Sehingga kalau terjadi perbedaan tentulah mereka yang paling keras menolaknya”.

Adapun mengenai perbedaan jumlah huruf, ayat dan surah dalam beberapa mushaf itu sangat mungkin terjadi. Hal ini mengingat pada masa sahabat terdapat kebebasan kepemilikan mushaf pribadi dikalangan para sahabat, seperti mushaf Ali, mushaf Ibn Mas’ud, mushaf Ubay bin Ka’ab, mushaf Ibn Abbas, dan masih banyak yang lainya.

Narasumber yang ketiga Dr. Hj. Romlah Widayati, MA. yang datang pada acara bedah buku tersebut ternyata menggantikan bapak Dr. H. Ahsin Sakho Muhammad. Beliau sengaja diutus oleh bapak Rektor mengingat beliau pernah datang ke Iran pada tahun 2007 sebagai Official dalam rangka memperingati maulid Siti Fatimah. Beliau sangat antusias ketika menjelaskan bagaimana sikap santunnya orang-orang Muslim di Iran. Dan ketika kembali dari Iran, beliau mendapatkan souvenir berupa 2 buah mushaf cetakan Iran. Mushaf tersebut ditulis oleh Khattat Usman Thaha sama seperti mushaf di Indonesia yang juga ditulis oleh syaikh Usman Thaha. Perbedaan yang mencolok dari mushaf tersebut adalah mushaf cetakan Iran menyisipkan tentang biografi Ahlibait dipengantar mushaf. Adapun isi dari mushaf cetakan Iran sama persis dengan mushaf cetakan Indonesia.

Berbicara mengenai tahrif, beliau menilai wajar jika hal itu terjadi. Mengingat dalam mushaf sahabat banyak ditemukan Al-Qur’an Tafsiriyyah dan ragam Qira’at Tafsiriyyah. Sebagai dosen yang sangat mumpuni dalam bidang qiraat sab’ah, ibu Romlah banyak mengupas terjadinya tahrif Al-Qur’an yang disebabkan munculnya ragam qiraat. Di sinilah akhirnya terlihat korelasi yang apik dari pemaparan dua narasumber sebelumnya dan penambahan keterangan yang terkait dengan ragam qiroat yang mana hal tersebut dianggap merupakan salah satu sumber masalah tahrif.

Berdasarkan pemaparan dari para narasumber dapat disimpulkan bahwa baik Sunni maupun Syi’ah memiliki Al-Quran yang sama dan tidak ada tahrif di dalamnya. (Ulfatul Maghfuroh)

___________

Sumber: http://www.pesantreniiq.or.id/index.php/warta/44-warta/297-sunni-syiah-dalam-satu-naungan-kitab-suci

/* Style Definitions */ mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:Arial; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}