Seminar Internasional dengan Profesor Tafsir dari Iran

JAKARTA Rabu, 09/07/2014, Institut Ilmu al-Quran (IIQ) Jakarta bekerjasama dengan SekolahTinggi Filsafat Islam (STFI) Sadra menyelenggarakan Seminar Internasionaldengan menghadirkan narasumber Prof. Dr. Seyyed Mofid Hosseini Koushari, gurubesar al-Quran dan tafsir di Universitas Internasional al-Mushtafa Iran.

Hadirdalam acara ini, para pimpinan, dosen-dosen, karyawan dan mahasiswi-mahasiswi IIQ.Seminar yang full berbahasa Arab ini dimoderatori oleh Dr. Anshori SayuthiNasution MA.

Mula-mulaacara dibuka oleh MC, mahasiswi lembaga bahasa IIQ, dengan membacakan UmmulKitab. Lalu Dr. Ahsin Sakho Muhammad memberikan sambutan selaku rektor. Dalamsambutannya, Ahsin banyak mengenalkan IIQ sebagai kampus yang konsen denganstudi al-Quran dengan cirri khas tahfizh, tilawah, qiroah dan tafsir.

Narasumbersendiri dalam presentasinya dengan tema Tathawwur al-Dirst al-Quran fial-Ashr al-Hadits fi ÃŽrn, menjelaskan beberapa hal: Pertama, al-Quran di Iran, selaindiyakini sebagai kitab suci, ia juga diperlakukan sebagai obyek studi. Hampirsemua bidang studi di Iran dikaitkan dengan al-Quran, seperti studi ekonomidan al-Quran, studi kedokteran dan al-Quran, studi kemasyarakatn dan al-Qurandan lain sebagainya.

Kedua,studi al-Quran di Iran, juga merupakan lapangan baru dan luasuntuk terus dikembangkan dan diteliti. Sepetri pengembangn tentang mabadial-usus (pokok-pokok dan dasar-dasar) penafsiran al-Quran, pengembanganmodel-model penafsiran terbaru dan lain sebagainya

Ketiga,perekmbangan keal-Quranan di Iran juga sekarang ini ditandaidengan adanya lembaga-lembaga tinggi atau panitia-panitia tinggi yang diketuaioleh presiden. Panitia ini punya hak mengawasi semua perkembangan studi al-Qurandi Iran, juga yang bertugas mengawasi proposal-proposal penelitian dan studial-Quran dan tafsir yang diajukan.

Keempat,di Iran, ada kesepakatan bersama bahwa al-Quran adalah kalamullah,karena itu, semua hal harus merujuk pada al-Quran. Dan semua segikehidupan di Iran, menjadikan al-Quran sebagai pembimbing.

Setelahpresentasi narasumber, moderator mempersilahkan para hadirin untuk menanggapi.Beberapa dosen mengajukan pertanyaan, narasumberpun menjawab. Sayang waktunyatidak cukup, waktu buka puasa tiba, seminarpun kemudian ditutup, dan acaraberubah menjadi buka bersama. Sungguh acara ilmiah yang penuh kebersamaan. (AliMursyid)