Pembekalan dan Pelepasan KKL Mahasiswa IIQ Jakarta

CIPUTAT Senin, 03/03/2014,Institut Imu al-Quran (IIQ) Jakarta menyelenggarakan Pembekalan dan Pelepasanpara mahasiswi peserta Kuliah Kerja Lapangan (KKL) angkatan 2010 tahun ajaran2013/2014. Menurut ketua panitia, Dra. Hj. Chalimatus Sadijah MA, KKL kali inidiikuti oleh ratusan mahasiswi IIQ Jakarta. Hanya saja yang membedakan denganKKL  tahun-tahun sebelumnya, KKL tahunini hanya diiukti oleh mahasiswi-mahasiswi IIQ dari fakultas Ushuluddin danfakultas Syariah saja, karena memang berdasarkan peraturan baru daripemerintah, tidak ada lagi KKL bagi mahasiswa PAI Tarbiyah, yang ada adalahprogram lain serupa sebagai penggantinya, yang dalam pelaksanaannya tidak barengdengan pelaksanaan KKL. KKL IIQ  sendiridilaksanakan selama satu bulan dengan bertempat di tiga kecamatan di JakartaTimur, yaitu Cipayung, Pasar Rebo dan Ciracas.

Acara Pembekalan KKL yangbertempat di Aula IIQ ini, dimulai pkl. 09.00 WIB,  dibuka oleh Dra. Hj. Nur Izzah dan dilanjutkansrangkaian kegiatan; presentasi Pembantu Rektor III IIQ bidang kemahasiswaan,kegiatan bimbingan, dan presentasi pelepasan dari Pembantu Rektor I IIQ bidangakademik.

Pembantu Rektor III, Dr. UmmiKhulsum MA memaparkan panjang lebar mengenai etika komunikasi. Mulai daridefinisi sampai pada contoh-contoh bagaimana berkomunikasi dengan baik. Dalam halini, Ibu Ummi (demikian beliau disapa), mengungkapkan petunjuk-petunjuk al-Qurantentang bagaimana sebaiknya kita dalam berkomunikasi. Karena penggunaankata-kata yang tepat adalah kunci sukses tidaknya dalam berkomunikasi.

œDalam al-Quran ada beberapakata kunci yang digunakan untuk menggambarkan model komunikasi. Pertama, Qaulan˜adhiman yang artinya kata-kata yang besar, alias besar dosanya.  Ini sbagaimana dalam QS. al-Isra ayat  40. Menurut Ibnu ˜AsyÃr, penggunaan kata-katayang salah besar, menunjukkan kekacauan pikiran penggunanya. Makanya kalaupikirian kita sedang kacau, maka sebaiknya hati-hati dalam berkomunikasi,demikian Ibu Ummi menjelaskan kepada para mahasiswi yang hadir.

Lebih jauh Ibu Ummi menjelaskanpanjang lebar mengenai kata-kata kunci dalam al-Quran yang bisa jadi petunjukdalam etika bergaul. Ia melanjutkan dengan mengatakan: œKedua, Qaulanbalighan, yaitu kata-kata yang berbekas pada jiwa manusia. Ini sesuai dengan  QS. an-Nisa ayat 63. Menegnai kata-kata yangberbekas ini, menurut  al-Asfahani,  setidaknya mengandung 3 unsur: kata-kata yangdigunakan dengan bahasanya tepat, sesuai dengan yang dikehendaki, dan isinyaadalah suatu kebenaran

Ketiga, Qaulan kariman, yaitukata-kata mulia, sebagaimana dalam  QS.al-Isra ayat 23. Maksudnya adalah, dalam berkomunkasi sebaiknya digunakan kata-katayag mulia dan terbaik, tentu saja harus sesuai obyeknya . Artinya menggunakankata-kata yang dan tepat kenurut kebiasaan masyarakat. Kalau ada yang salahsekalipun, pilih kata-kata yang memaafkan dalam komunikasi.

Keempat, Qaulan layyinan, yaitukata-kata yang lemah lembut, sebagaimana dalam QS. Taha ayat 43-44. Kenapadalam komunikasi perlu menggunakan kata yang lemah lembut, akrena ucapan yanglemah lembut dan tidak menyakitkan hati. Jika kita harus mengkritik makaungkapkan dengan lemah lembut. Ungkapan lemah lembut juga tepat dalam rangkamengajak dan berdakwah. Bahkan dalam tafsir Mafatihal-Ghaib karya ar-Razi dikatakan, bahwa kenapa dalam ayat al-Quran Nabi Musaketika hendak bicara dengan Firaun, diperintahkan mengggunakan QaulanLayyinan (kata-kata yang lemah lembut), karena meski Firaun ingkar dansombong, tetapi Firaun pernah memelihara Nabi Musa AS di masa kecilnya. Dalamhal ini al-Quran mengajarkan kita untuk tetap berbalas budi pada orang yangberbuat baik pada kita, meski ia seperti Firaun sekalipun

Kelima, Qaulan maysur, yaitu kata-katayang mudah atau ringan, sebagaimana dalam QS. al-Isra ayat 28. Yang dimaksudQaulan Maysur adalah kata-kata yang menyenangkan dan melegakan. Mari dalamkomunikasi kita gunakan ungkapan yang menyenangkan dan melegakan.

Keenam, Qaulan Marufa, yatiukata-kata yang pantas dan baik, sebagaimana di sitir dalam QS. al-Baqarah ayat 235;juga dalam an-Nisa ayat 5 dan 8; serta al-Ahzab ayat 32. Dalam hal ini. Menurutal-Isfahani yang disebut dengan qaulan marufa adalah segala bentuk perkataandan perbuatan yang dinilai baik oleh akal dan syara, juga berarti kebaikanyang bersifat lokal dan situasional serta juga berarti kebaikan yang dikenaloleh masyarakat, seperti bicara sopan dan dengan menampakkan gaya yang wajar,tidak berlebihan. Demikianlah presesntasi materi etika komunikasi yangdipresentasikan Ibu Ummi.

Setelah sessi Ibu Ummi selesai,mahasiswi-mahasiswi yang hadir dikelompok-kelompokkan berdasarkan regu ataukelompoknya masing-masing. Masing-masing kelompok mendapatkan pengarahan daridosen pembimbing.

Bada Zhuhur, pkl. 13.00, paramahasiswi kembali lagi ke tempat duduk masing-masing di dalam aula. Kali inisessi pembekalan diberikan Pembantu Rektor I, bidang akademik, Dr. KH. AhmadMunif Suratmaputra MA. Selama satu jam lebih Ustadz Munif, demikianlah biasanyabeliau dipanggil, menjelaskan berbagai persoalan fiqih sehari-hari. Inidimaksudkan sebagai pembekalan pengetahuan para peserta KKL sebelum terjunlangsung KKL di tengah masyarakat. œSelain itu juga, dalam rangka pembekalanpengetahuan fiqih sehari-hari, panitia KKL akan menyediakan buku saku fiqihsehari-hari untuk para peserta, kata Chalimah, selaku panitia. (AliMursyid)

/* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:Table Normal; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; font-size:10.0pt; font-family:Calibri,sans-serif; mso-bidi-font-family:Arial;}