Ketika Para Seniman Al-Qur’an Iran Buka Bersama di IIQ Jakarta

JAKARTA  – Jum’at 13/08/2010 para seniman al-Qur’an Iran bersama atase Kebudayaan Iran untuk kesekian kalinya berkunjung ke Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) Jakarta. Sebagaimana kunjungan tahun sebelumnya, kunjungan kali ini pun diselenggarakan dari pkl. 14.00 WIB dan di akhiri dengan buka bersama. “Ini adalah kunjungan persahabatan antara pecinta al-Qur’an di Iran dan Indonesia” tutur Ibu Nadjmatul Faizah selaku koordinator acara.

Acara yang berlangsung di Aula Utama kampus IIQ Jakarta ini berlangsung meriah, dihadiri oleh mahasiswa, dosen dan para pimpinan IIQ Jakarta. Acara dimeriahkan oleh lantunan ayat-ayat suci yang dilengkingkan dengan merdu oleh para qari dan qariah tingkat nasional dan internasional, baik dari mahasiswi IIQ Jakarta maupun para qari delegasi atase kebudayaan Iran.

Dalam sambutannya Rektor IIQ Jakarta, Ahsin Sakho Muhammad mengemukakan” Selamat datang kami ucapkan atas kunjungan yang ke sekian kalinya, atase/konsult Kebudayaan Iran di indonesia.  Ini sudah yang ke sekian kalinya. Semoga dapat mempererat hubungan antar kampus dan pecinta al-Qur’an dan antara sesama umat Islam. Semoga bisa saling tukar cara baca al-Qur’an antar Qari Iran dan Qari yang yang ada di sini

Lebih lanjut Ahsin menyatakan bahwa, “Qari-Qari Iran memiliki kelebihan lagu-lagu tersendiri. Dalam kunjungan saya ke Iran beberapa saat yang lalu, ada seorang Qari yang suaranya  persis suara seorang syekh yang sangat masyhur. Di Iran ada seorang anak kecil yang umurnya kurang dari 10 tahun, dia hafidz, bacaannya fasih dan dengan bacaan yang bagus di hadapan para juri. Juga ada orang yang mampu menebak nomor ayat dengan persis ketika diuji di depan juri.

Sementara itu di Arab Saudi, ada ada perlombaan al-Qur’an, dengan mata lomba musabaqah al-Ahfadz, al-Aqra, dan al-A’lam. Pada lomba al-Ahfadz, ditanya suatu kata disebutkan berapa kali dalam al-Qur’an, disurah apa saja, dan coba dibunyikan. Sedangkan pada lomba al-Aqra,  ditanya “coba baca ayat ini dengan nada ros, coba baca ayat ini dengan nada bayati, jiharkah dan lainnya. Pada lomba al-A’lam, ditanya dengan “coba baca ayat ini dengan gaya al-sudais, ibrahim al-akhthar dan lainnya.

Selanjutnya ahsin mengatakan, sudah tentu adanya pertemuan kita tiap tahun dengan delegasi dari Iran, akan menambah wawasan kami di Indonesia, dalam kebudayaan al-Qur’an, khususnya dalam cara seni membaca al-Qur’an dan juga nasyid-nasyid Islamiyah. Semoga ini bisa dipelajari di sini. Terus terang kami dari IIQ masih ingin terus belajar, dari para teman-teman di Iran. Kami juga menginginkan agar hubungan kita agar tambah erat. Saya kira kita tidak menolak kalau ada undangan dari iran untuk mahasiswa IIQ, agar bisa tampil di panggung Iran

Sementara itu dalam sambutannya, atase Kebudayaan Iran menekankan pentingnya bersyukur dan memanfaatkan al-Qur’an semaksimal mungkin. Kalau al-Qur’an pernah mengubah masyarakat Jahiliyah menjadi masyarakat Islam yang maju, seharunya bisa mengubah keadaan umat Islam sekarang yang sedang terpuruk. Dalam hal ini, atase atase kebudayaan Iran juga menganjurkan perlunya langkah-langkah strategis untuk mendorong kemajuan seni Islam yang bersumber pada al-Qur’an. (AM)