IIQ Jakarta Silaturahmi ke Pesantren Al-Qur’an Kepulauan Seribu

KEPULAUAN SERIBU – Kamis, 21/02/2013, Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta bersilaturahmi ke Pesantren al-Qur’an Amalan Syahid di kelurahan Pulau Kelapa. Hadir dalam acara silaturhami tersebut, rektor IIQ, Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad bersama istri, Pembantu Rektor II, Hj. Maria Ulfah MA, dekan fakultas Tarbiyah IIQ, Dr Anshori, Kabiro IIQ, H. Edi Suhandi MA, beberapa dosen dan para karyawan. Menurut Mba Mar (panggilan akrab Hj. Maria Ulfah, MA), kegiatan ini diselenggarakan, selain sebagai momen penutupan panitia Wisuda IIQ Jakarta 2012, juga sebagai ajang rekreasi dan silaturahmi kepada pesantren al-Qur’an Amalan Syahid juga. “Jadi ada juga nilai promosinya” kata Mba Mar.

Sebagai momen penutupan Panitia Wisuda, maka kegiatan ini direncanakan sebagai kegiatan rekreatif di Kepulauan Seribu, yang kebetulan ada satu pesantren al-Qur’an, di sana, tepatnya di Pulau Kelapa. Karena itulah rombongan IIQ, pagi-pagi betul hari Kamis 21/02 pkl. 04.00 dini hari berangkat dengan dua bus ke Pelabuhan Muara Angke. Dari Muara Angke, pkl. 06.30 WIB rombongan naik kapal laut ke Pulau Kelapa.

Perjalanan Berangkat: Banyak yang Mabuk Laut

Perjalanan dari Muara Angke ke Pulau Kelapa, Kepulauan Seribu, adalah perjalanan heroik bagi rombongan IIQ Jakarta. Bayangkan saja, perjalanan yang ditempuh dalam tiga jam, di tengah laut biru, berombak berangin besar. Kapal yang tdak terlalu besar yang ditumpangi rombongan IIQ itu berjalan tidak kencang, penumpang sesak berjejal-jejal. Tidak ada rektor tidak ada staff, semua merasakan berdesak-desak di kapal rakyat.

Meski ada dek bawah ada dek atas, bukan berarti menandakan perbedaan kelas. Penumpang di dek atas, terterpa angin laut yang kencang, goyangan kapal juga terasa cukup kencang. Rasyid, salah satu ustadz Pesantren IIQ yang sempat shock melihat goyangan kapal yang kencang. Baginya dan bagi banyak orang IIQ yang ikut ini pengalaman pertama, tentu saja bikin miris rasa dan bikin takut tenggelam. “Kalau harus tenggelam, bayiku harus selamat” pikirnya cemas. Selain dirinya ia juga menyertakan istri dan anaknya dalam rombongan.

Sementara penumpang di dek bawah, meski tak banyak terterpa angin, banyak juga yang mabuk laut, muntah-muntah. Mba Mar sendiri, dan istri Ali Mursyid, Saripah, dan anaknya terlihat muntah-muntah. Demikian juga anak Mba Chandra dan masih banyak lagi yang tahan serangan Mabok Laut ini. Pak Rektor sendiri, terlihat santai dan tertidur pulas, dan sesekali terbangun karena goyangan ombak yang dahsyat. Sementara  Ali Mursyid dan Mas Lalan, adiknya Mba Mar, tidak tahan dan sering bertanya kepada nahkoda, kapan sampai di Pulau Kelapa? Sungguh pengalaman baru. Di sela-sela itu semua, di sela kemabukkan dan suasana tak menentu tersebut, terlihat Mba Mar, Bpk. Rektor, dan banyak orang lainnya, terus-menerus berdoa, demi keselamatan perjalanan. Sungguh perjalanan dan pengalaman yang berkesan.

Sambutan Santri: Shalawat dan Rebana

Pkl. 10.00 WIB kapal yang mengantarkan rombongan IIQ sampai ke Pulau Kelapa. Seiring turunnya rombongan dari kapal, sahut-menyahut para santri mendendangkan shalawat diiringi tepukan rebana bertalu-talu menyambut hangat kedatangan rombongan. Suasana meriah tiba-tiba tercipta, serentak menghilangkan rasa cemas akibat perjalanan di laut lepas. Senyum sumringah terlihat di wajah-wajah rombongan IIQ.

Sesampainya di pesantren al-Qur’an Amalan Syahid, rombongan IIQ dijamu demikian rupa. Mula-mula dijamu makan bersama, dengan hidangan khas nelayan laut, yang serba ikan. Plus dengan sayur asem dan sambel yang kaya rasa. Tak ketinggalan minuman teh dan kopi hangat. Sungguh sambutan dan jamuan hangat

Naik Perahu Motor Keliling Pulau Seribu

Pkl. 13.00 WIB, setelah rombongan terlebih dahulu menunaikan shalat berjama’ah di pesantren. Rombongan IIQ, diantar naik perahu motor, keliling-keliling di Kepulauan Seribu. Kali ini perahu, bukan kapal, tidak terlalu besar, tetapi pas untuk mengangkut rombongan IIQ yang berjumlah 60 (enam puluh) orang.

Kalau itu air laut tidak bergoyang, tenang. Angin menghembus sepoi-sepoi, mataharipun santun tidak menyengat. Perjalanan laut yang menyenangkan, berlayar di laut yang di penuhi pulau-pulau kecil di sana-sini

Mula-mula rombongan meminta kapal berkunjung ke Pulau Puteri, yang dikenal dengan keindahan dan kelengakapan fasilitasnya untuk dijadikan obyek wisata. Tetapi niat ini diurungkan, dengan pertimbangan jika orang-orang IIQ, yang notabene para penghafal al-Qur’an, berkunjung ke pulau puteri, ditakutkan mengurangi hafalan al-Qur’an, karena dimungkinkan di sana ada turis-turis Barat yang tidak segan-segan buka-buka aurat di depan umum.

Sebagai gantinya, rombongan pun mengunjungi pulau-pulau lainnya, yang juga tak kalah indahnya. Yaitu di pulau Bira Besar dan Pulau Panjang. Di kedua pulau tersebut, para peserta rombongan, terutama yang bawa anak-anak, bermain-main di pantai. Ada yang bermain-main ombak, ada yang mencari siputm batu apung, bermain-main dengan pasir putih yang indah, ada pula yang menghabiskann waktu dengan memancing ikan. Ini berlansung sampai senja menjelang.

Peringati Maulid Nabi, Silaturahmi dan Promosi

Pkl. 17.30 WIB rombongan IIQ kembali ke pesantren al-Qur’an Amalan Syahid di Pulau Kelapa. Setelah itu peserta istirahat, membersihkan diri, shalat maghrib dan isyah berjama’ah, baca Yasin berjama’ah dan menikmati hidangan khas ikan bersama-sama pula.

Pkl. 19.30 WIB rombongan IIQ memulai acara resmi yang sudah disepakati dengan pihak shahibul bait (pesantren). Acara ini selain diikuti oleh para pimpinan, dosen dan karyawan IIQ dan para pengasuh dan pengurus pesantren al-Qur’an Amalan Syahid juga dihadiri para ulama, tokoh masyarakat dan pemerintah setempat.

Pertama-tama acara dibuka dengan basmalah dipimpin oleh MC, Lili staff IIQ. Kemudian diikuti dengan pembacaan Mulid Diba’, sebagai acara penghormatan Maulid Nabi. Bertindak sebagai pembaca Diba’, Dra. Isti’anah, MA dan Dra. Hj. Maria Ulfah, MA. Dengan suara merduanya kedua qori’ah pentolan IIQ ini memimpin jama’ah melantunkan qashidah diba’. Peserta pun mengikuti dengan kompak serentak, terdengar dahsyat di tengah sepoi angin dan ombak, di pantai itu di malam Jum’at.  Serasa turut hadir Baginda Muhammad sang Pemberi Syafa’at.

Selesai pembacaan Diba. Acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh sesepuh pesantren Amalan Syahid, KH. Syuro. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa senangnya akan kehadiran rombongan IIQ di pesantrenya.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh perwakilan camat kepulauan seribu. Dalam sambutannya, perwakilan camat, selain menyampaikan sambutannya, ia menyampaikan bahwa dengan kehadiran IIQ ini, diharapkan dapat memotivasi para generasi muda di kepulauan seribu untuk meningkatkan prestasi mereka di bidangg al-Qur’an.

IIQ Janjikan Beasiswa

Sementara itu sambutan atas nama IIQ, yang disampaikan oleh Hj. Mariah, banyak memberi informasi tentang IIQ, fakultas-fakultas, proses pembelajaran yang berlaku dan kekhasan yang ada. Selain itu Mba Mar juga banyak memberi motivasi agar generasi muda di Kepulauan Seribu tetap semangat mempelajari al-Qur’an, agar bisa eksis di ajang MTQ, baik MTQ daerah maupun MTQ nasional. “Untuk itu, Bapak rektor, tadi sebelum saya memberi sambutan ini, bisik-bisik, bahwa IIQ menyediakan beasiswa untuk 1 orang mahasiswa yang berasal dari Kepulauan Seribu ini”, tegas Mba Mar, disambut tepuk tangan meriah hadirin.

Rektor IIQ: Taushiyah Maulid Nabi

Setelah sambutan atas nama IIQ dan lantunan ayat-ayat suci al-Qur’an yang disampaikan Mba Mar (sebutan akrab Hj. Maria Ulfah, MA), acara berikutnya adalah taushiyah dari rektor IIQ, KH. Dr. Ahsin Sakho Muhammad. Isi taushiyah rektor sendiri, sebagian besar adalah tentang pentingnya mengenal sosok Nabi Muhammad dan pentingnya memberi penghormatan yang layak kepada beliau.

“Allah saja sangat mengormati Nabi Muhammad SAW. Dalam al-Qur’an, bila Allah menyebut nabi-nabi lain, dengan namanya saja, tetapi bila menyebut nabi Muhammad, maka Allah menyebut dengan sebutan wahai Nabi, wahai Rasul. Allah tidak sampai hati menyebut dengan namanya saja”, demikian Ahsin memulai taushiyahnya.

Lebih jauh, rektor IIQ ini menjelaskan bahwa di antara cara menghormati Nabi Muhammad adalah dengan mengenal dengan baik Nabi, mengerti sejarah hidupnya, mengerti sifat-sifat wajib baginya, sifat-sifat mustahil baginya, sunnnah-sunnahnya dan lain sebagainya. Menurutnya, penanaman kecintaan pada Nabi dan informasi-informasi dasar tentang Nabi Muhammad penting ditanamkan kepada generasi penerus, agar mereka tidak salah jalan, tidak salah mengidolakan tokoh-tokoh yang sahrusnya tidak diidolakan.

 

Setelah tauhsiyah dari rektor IIQ selesai, acara kemudian dilanjutkan dengan penampilan-penampilan dari santri-santri pesantren dan juga dari IIQ Jakarta. Ini berlangsung sampai pkl. 23.00 WIB. (Ali Mursyid/ AM