Hj. Harwini Joesoef

Lahir di Bengkulu 06 Juli 1939, Hj. Harwini Joesoef atau Ibu Wien – begitu beliau akrab dipanggil – memang bukan berasal dari keluarga sembarangan. Ia anak keluarga terpandang di Bengkulu. Beliau adalah anak bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan H. Mochammad Hasan yang juga asal Bengkulu yang pernah menjabat sebagai Residen Bengkulu dan Menteri Pekerjaan Umum pada kabinet Ali Sostroamidjojo dengan Siti Romlah asal Banten.

Beliau menikah dengan H. Mohammad Joesoef Abdillah. Dari perkawinannya itu beliau dikaruniai lima orang putra: Iwan Valiant Joesoef (yang juga salah satu anggota dewan penyantun Institut Ilmu Alquran), Irman Syafrizal Joesoef, Ichwan Satya Djaya Joesoef, Ibrahim Maulana Joesoef, dan Ichsan Karim Joesoef.

Sampai saat ini beliau menjabat sebagai Presiden Direktur PT. Pandawa Sempurna (Holding Company). Beliau juga tercatat sebagai Komisaris Utama PT. Mercindo Perkasa, dan Komisaris Utama PT. Epiderma Indonesia Indah. Meskipun waktunya banyak tersita di bidang bisnis, namun, ia selalu mampu meluangkan waktunya untuk IIQ. Inilah yang banyak dikagumi banyak orang tentang Ibu Wien.

Di bidang sosial dan pendidikan, jabatan yang dipegang oleh Hj. Harwini Joesoef saat ini adalah sebagai salah satu anggota Pengurus Badan Pembina Perpustakaan Mesjid seluruh Indonesia (BPPMI). Disamping sebagai pendiri Yayasan Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta, ia dipercaya sebagai Ketua Umum Yayasan Institut Ilmu Alquran (YIIQ) Jakarta.

Kiprah Ibu Wien di Yayasan Institut Ilmu Alquran (YIIQ) dimulai pada saat H.Sulaiman Affan bersilaturrahmi kepada beliau. Dalam pertemuan itu H.Sulaiman Affan menyampaikan keinginannya agar Ibu Wien berkenan meneruskan cita-cita mulia bagi kemajuan Institut Ilmu Alquran ke depan. Untuk memenuhi harapan H.Sulaiman Affan tersebut akhirnya didirikanlah sebuah yayasan. Yayasan itu semula diberi nama Yayasan Ilmu Alquran Indonesia (AD No.71) yang pada tanggal 27 Agustus 1996 diubah menjadi Yayasan Institut Ilmu Alquran (YIIQ) dimana Ibu Wien dipercaya memimpinnya.

Dengan didirikannya Yayasan IIQ, maka pengelolaan IIQ ditangani dan berada dibawah yayasan tersebut. Penyerahan secara resmi IIQ kepada YIIQ berlangsung pada tanggal 29 Desember 1983, yang dilakukan secara langsung oleh H.Sulaiman Affan dan diterima oleh Hj. Harwini Joesoef, selaku Ketua Umum YIIQ. Sejak itu pengelolaan dan penyelenggaraan IIQ sampai sekarang berada di bawah naungan yayasan tersebut.

 

Nama Hj. Harwini Joesoef tidak bisa dipisahkan dari perkembangan IIQ di kemudian hari. Jasanya begitu besar. Ia mensubsidi dana setiap bulan untuk IIQ, memberikan dorongan moril dan materiil kepada mahasiswa IIQ, dan tidak jarang ia mengeluarkan dana dari sakunya untuk kemajuan IIQ, pembangunan gedung atau rehabilitasi asrama IIQ, kegiatan mahasiswi IIQ, dan untuk kegiatan alumni IIQ. Maka tidak berlebihan jika kemudian namanya diabadikan untuk sebuah nama salah satu asrama di IIQ Pamulang.

Selama berkiprah di IIQ, Ibu Wien merasakan manfaat yang ia peroleh secara tidak langsung. Suatu waktu ia berkata: Dekat dengan IIQ membuat hidup saya diberkahi Allah. Juga banyak memberikan masukan dalam kehidupan saya, terutama dalam masalah kehidupan kerohanian saya. Dan ketika menghadapi masalah hidup, saya mendapatkan dorongan moril untuk bisa survive (bertahan hidup).

Dalam menjalani hidup ada motto yang selalu ia pegang, yaitu berusaha semaksimal mungkin dan menjadikan hidup agar berguna bagi diri sendiri, keluarga, dan orang-orang di seputarnya. Dengan wajah anggun, terselip senyum dan keramahan, beliau adalah wanita yang tak terlupakan di kalangan IIQ. Ia adalah seorang ibu, kakak, dan teman yang mampu masuk ke relung persoalan para penghuni IIQ.

(dikutip dari buku Aku & IIQ Peran dan Kiprah Wanita IIQ Antara Ide dan Fakta Kelangkaan Ulama Wanita)