Wapres Bilang Almarhumah Prof. Huzaemah itu Pejuang MUI, Habib Ali Bilang Qaulul Haq, Abi Quraish Ungkap Kesaksiannya

Tahlilan dan takziyah atas wafatnya Profesor Doktor Hj Huzaemah Tauhid Yanggo di malam ke tujuh yang dilaksanakan secara virtual, dibanjiri jamaah. Lebih 700 orang hadir dalam tahlilan tersebut.

Wakil Presiden, KH Ma’ruf Amin, Ketua Umum Pengurus Besar Alkhairaat, sejumlah tokoh bangsa dan para ulama hadir dalam tahlilan dan takziyah tersebut.

Dalam sambutannya, Wakil Presiden, KH Ma’ruf Amin mengatakan, Profesor Huzaemah meninggal dunia karena pandemi Covid-19. Itu artinya, Covid-19 itu tidak memandang siapapun.

Tetapi walau begitu, kata Wapres, kepergian Profesor Huzaemah karena ketentuan Allah SWT. Tetapi sebagai manusia, harus selalu berikhtiar. Sebab ikhtiar itu menjadi kewajiban, namun yang menentukan adalah Allah SWT. Di satu sisi setiap orang harus berusah, tetapi di sisi lain harus pasrah dan menyerah atas ketentuan Allah.

“Secara lahir kita ikhtiar, tetapi secara batin kita tawakkal,” kata Wapres KH Ma’ruf Amin.

Wapres KH Ma’ruf Amin mengatakan, Profesor Huzaemah adalah pejuang MUI, yang telah banyak memberikan sumbangan ilmu dan kiprahnya.

“Kita merasa kehilangan dengan kepergian Profesor Huzaemah,” ucap Wapres.

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Alkhairaat, Habib Ali bin Muhammad Aljufri dalam tausiyahnya mengatakan, ada tiga hal penting dari almarhumah Profesor Huzaemah yang masih sangat dikenang.

Tiga hal itu, kata Habib Ali, yang pertama, Profesor Huzaemah adalah sosok perempuan yang sangat gigih.

“Apa diinginkannya, dia harus mendapatkannya. Kemanapun pergi buku akan selalu menjadi sahabatnya,” kata Habib Ali.

Kesan kedua, kata Habib Ali, Qaulul Haq adalah sifat dan kepribadian almarhumah Profesor Huzaemah. Dan kesan ketiga, kata Habib Ali, Profesor Huzaemah di dalam kehidupan, selalu akrab dengan siapapun.

Hal lain, sebut Habib Ali, Profesor Huzaemah tidak pernah berhenti berdakwah. Ke mana pun pergi selalu berdakwah.

“Dakwahnya senantiasa berjalan. Di manapun selalu berdakwah. Maka biar ke pelosok mana pun untuk berdakwah, almarhumah selalu pergi untuk berdakwah,” ucap Habib Ali.

Habib Ali menambahkan, firman Allah yang menyebutkan, Allah mengangkat orang yang berilmu beberapa derajat, terlihat nyata pada sosok Profesor Huzaemah.

“Allah mengangkat martabat orang-orang yang berilmu, sangat nyata terlihat pada sosok ustadzah Huzaemah. Beliau, seorang yang sangat besar jasanya buat bangsa ini,” tambah Habib Ali.

“Jika kita pernah mengenal Margaret Thatcher sebagai manusia besi, tapi kita juga punya perempuan yang hebat, yaitu Ustadzah Huzaemah,” tambah Habib Ali.

Profesor Quraish Shihab, dalam kesempatan memberikan testimoni mengatakan, mengenai Profesor Huzaemah ketika masih di Kairo. Dua anaknya, yaitu Najela Shihab dan Najwa Shihab selalu dititip kepada Prof Huzaemah ketika itu.

“Kalau istri saya sedang penelitian di perpustakaan di Kairo, kami selalu menitip kedua anak itu kepada Profesor Huzaemah dan teman-temannya. Dan kami merasa aman kalau dititip kepada Profesor Huzaemah,” kenang Profesor Quraish Shihab.

Profesor Quraish Shihab mengakui, belum pernah ketemu ada perempuan di Indonesia yang alim seperti almarhumah Profesor Huzaemah. Pengetahuan perbandingan madzhab sangat luar biasa.

Almarhumah juga sukses di rumah tangga. Ketaatan pada suaminya dan sukses mendidik anaknya sampai menjadi seorang ilmuwan seperti sekarang.

“Maka Insya Allah, saya bersaksi, almarhumah akan makin surga dari pintu ‘alimah, karena beliau adalah seorang ilmuwan,” tutup Profesor Quraish Shihab.

Sementara itu, di takziyah dan tahlilan malam ke tujuh itu, dirangkaikan pula dengan penyerahan buku in memoriam Profesor Doktor Hj Huzaemah Tauhid Yanggo, yang berjudul: Cinta, Canda dan Mutiara Hikmah.

Buku setebal 500 halaman itu, rencananya akan diluncurkan pada tahlilan dan takziyah 100 hari wafatnya almarhumah Profesor Doktor Hj Huzaemah Tauhid Yanggo. Buku tersebut, berisi tentang testimoni, prestasi dan kenangan almarhumah.