Fakultas Ushuluddin IIQ Jakarta Jakarta Jalin Kerjasama dengan IAIN Pontianak dan Gelar Kuliah Tamu
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUD) Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta menjalin kerjasama dengan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Pontianak sekaligus menggelar kuliah tamu prodi KPI bertajuk Strategi Komunikasi dan Dakwah Kaum Perempuan di Era Digital pada Rabu, (26/10/2022).
Kuliah tamu ini dihadiri oleh dua Narasumber hebat yaitu Ibu Dr. Cucu Nurjamilah, M. Ag (Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Pontianak) dan Dr. Ria Hayatunnur Taqwa, S. Ag, M. Si (Wadek III Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Pontianak).
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah Bapak Dr. Muhammad Ulinnuha mengucapkan ahlan wa sahlan kepada dua narasumber yang jauh datang dari Kalimantan. “Saya sampaikan selamat datang, sebuah kebahagiaan yang tidak disangka-sangka. Alhamdulillah hari ini terselenggara MOU, MOA dan Kuliah Tamu. Sekali lagi saya ucapkan selamat datang dan terimakasih yang seagung-agungnya.” Sambut Dekan.
Lebih lanjut, Dekan berharap semoga jalinan kerjasama ini dapat menjadi hal baik yang terus berlanjut untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi.
Dekan FUAD Pontianak Ibu Dr. Cucu Nurjamilah, M. Ag menyampaikan rasa terimakasih dan mendapat kehormatan, “Baru kali ini kami sampai dengan ahli-ahli Al-Qur’an, MasyaAllah rasanya beda sekali saat kami sampai sini. Suatu kehormatan bagi kami dapat melakukan kerjasama dan pak Rektor (IAIN Pontianak) juga menyampaikan salam dan terimakasih” Kata Ibu Cucu.
Dalam materi seminarnya, Ibu Dr Cucu Nurjamilah menyampaikan kepada mahasiswa agar era digital seharusnya menjadi kesempatan bagi para da’iyah, karena menurutnya, perempuan telah banyak kelebihan yang diberikan Allah sehingga perlu memaksimalkan peran tersebut. “Keberadaan media ini kita jadikan sebagai dakwah yang dapat memberikan sesuatu kepada masyarakat”
Menurut Dr Cucu, dakwah adalah kewajiban bagi laki-laki dan perempuan. Namun permasalahan dakwah di era digital di media sosial adalah kaum milenial yang belum pede untuk berdakwah.
Kemudian beliau memaparkan bahwa seluruh unsur dalam dakwah harus berkaitan satu sama lain. “Kalau kita tidak bisa melakukan dakwah itu sendiri, maka kita dapat menjadi pengelola dakwah”
Bu cucu kemudian memberi saran, “Sebelum berdakwah di media sosial kita harus punya ilmu dan punya prinsip dalam berdakwah. 99% kesuksesan itu adalah persiapan. Persiapan dalam pemilihan tema, persiapan dalam mengemas bahasanya, dan bagaimana menyampaikan dakwah yang persuasif dan menyentuh hati” Ujarnya.
Wakil Dekan Dr. Ria Hayatunnur Taqwa menekankan agar perlunya merencanakan proses komunikasi yang baik agar mendapat feedback yang baik. Selain itu beliau menyampaikan teknik dan metode komunikasi.
Rektor Institut Ilmu Al-Qur’an Dr. Nadjmatul Faizah menyampaikan bahwa media teknologi mempermudah para perempuan untuk menyampaikan maksud dan tujuannya, gagasannya, buah pikirannya termasuk dakwah akan mudah. “Kalau zaman dulu perempuan ketika mau bicara mau dan bersuara maka media komunikasinya melalui corong atau dengan surat yang ditulis tangan seperti RA Kartini. Namun saat ini, akses begitu mudah. Peran perempuan sangat strategis dan dalam berdakwah juga perlu strategi manfaat dan kemudahan” Ungkap Rektor
Namun dalam pemanfaatan ruang digital, kata Rektor, perlu mewaspadai sejumlah hal, salah satunya adalah informasi palsu atau hoaks.
Terlihat hadir mendampingi Rektor Warek I Dr. Hj. Romlah Widayati, M.Ag dan Warek III IIQ Jakarta Hj. Muthmainnah, M. Ag., Kaprodi IAT Ibu Mamluatun Nafisah, MA dan Ratusan Mahasiswa FUD memenuhi aula IIQ Jakarta.
Bahwa perempuan memiliki peran yang sangat tinggi di era digital. Jika perempuan yang cakap bermedia sosial dapat menjadi agen perubahan. Perempuan memiliki peluang untuk menciptakan ruang untuk belajar, berkarya, dan berbudaya. Apabila mampu melakukan hal tersebut, maka perempuan dapat meningkatkan kapasitas dalam diri. (FP)