Pelantikan Pengurus Baru Pesantren Takhashush IIQ Jakarta

PAMULANG – Selasa, 27/12/2011, Institut Ilmu al-Qur’an (IIQ) Jakarta melantik pengurus baru Pesantren Takhasus IIQ periode 2011-2013 dan menyelenggarkan launching Gerakan Rapi Berbusana di Aula Rusunawa IIQ di Pamulang. Acara yang berlangsung sekitar dua jam tersebut terselenggara berkat kerjasama antara BEMI-BEMF IIQ dan jajaran pengurus Pesantren.

Acara yang berlangsung pada malam hari ini dihadiri para pimpinan IIQ, antara lain Rektor IIQ, Dr. Ahsin Sakho Muhammad, MA., Pembantu Rektor II, Dra. Hj. Maria Ulfa, MA, Purek III (Dr. Umi Chusnul Khotimah, MA.), Pengasuh Pesantren, Dr. KH. Ahmad Fathoni, Lc., MA dan para staff biro.

Acara pelantikan dibuka oleh Rektor IIQ. Dalam sambutannya, rektor menyampaikan harapan besar agar struktur kepengurusan pesantren yang terbentuk dapat membawa perubahan yang lebih baik dalam hal keilmuan, ibadah, keterampilan, dan organisasi.

Adapun Launching Gerakan Rapi Berbusana berlangsung dengan sangat meriah. Ini diselenggarakan dengan tujuan agar para mahasiswa selain belajar denagn baik, juga berpakaian dengan baik dan sopan pula. Karena sekarang ini banyak di beberapa kampus, pakaian mahasiswa justru tidak mencerminkan bahwa mereka adalah orang yang sedang menuntut ilmu. Demikian tutur Ruwaedah, selaku pengurus pesantren yang baru.

Dalam acara ini, para mahasiswi IIQ menampilkan busana yang beraneka ragam layaknya seorang peragawati. Satu-satu dari mereka berjalan di catwalk disertai komentar dan penilaian mengenai busana yang mereka kenakan.

Acara launching ini juga, selain tujuan di atas, diselenggarakan untuk memberikan gambaran mengenai busana seperti apa yang layak dikenakan di kampus dan yang tidak. Hal ini bukan hanya berlaku untuk mahasiswi, melainkan seluruh civitas akademika IIQ Jakarta.

Pakaian yang layak di kenakan di kampus adalah; baju panjang berbahan kain, rok panjang, celana berbahan kain dan dipadankan dengan baju panjang sebatas lutut, gamis berbahan kain, jilbab yang menutupi dada dan bersepatu. Sedangkan pakaian yang tidak layak dikenakan di kampus adalah baju/gamis yang berbahan kaos, baju/gamis/rok yang ketat atau transparan, baju/gamis lengan pendek dengan pengganti manset, celana jenas/pensil, jilbab tidak menutupi dada dan sandal.

Acara ditutup dengan ramah tamah. Para mahasiswi pun langsung menyerbu hidangan lezat dan mengundang selera, tentunya semangkuk bakso yang telah dipersiapkan oleh panitia. Ehmm…..enak tenan. (KIP)