Kunjungan Rektor IIQ Jakarta ke STIE Tazkia Sentul Bogor
Sentul, Jum’at 06/09/2013, Rektor IIQ Jakarta, KH. Dr. Ahsin Sakho Muhammad MA berkunjung ke Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia yang didirikan Dr. Syafi’i Antonio di Sentul City Bogor. Dalam kunjungan ini, beserta Rektor IIQ, turut serta juga pembantu rektor II, Dra. Hj. Maria Ulfah MA, Dra. Hj. Muthmainah MA selaku anggota Lembaga Tahfizh IIQ Jakarta, dan lainnya.
Pada kunjungan ini, Rektor IIQ dan rombongan diterima langsung oleh pimpinan dan sekaligus pendiri STEI Tazkia, Dr. Syafi’i Antonio di ruang kerjanya. Mula-mula Syafi’i Antonio menjelaskan kepada rektor IIQ, satu persatu karya tulisnya, yang dicetak dalam bentuk ensiklopedi-ensiklopedi yang terpajang secara apik di ruangannya. Setelah itu di ruangan yang berbeda, di ruang meeting, jajaran pengurus STEI Tazkia menyambut rektor IIQ beserta rombongan, dalam sebuah forum resmi
Forum itu kemudian, dimulai dengan kata sambutan dari pihak STEI Tazkia selaku tuan rumah, dengan memperkenalkan lembaga dan beberapa pimpinan dan staffnya. Selain itu Dr. Syafi’i Antonio juga mengajukan harapan besarnya untuk bisa bekerjasama dengan IIQ Jakarta, terutama untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar al-Qur’an dan tahfizh di STEI Tazkia.
Sementara itu rektor IIQ Jakarta, selain memperkenalkan diri, juga menjelaskan seputar IIQ Jakarta, program-program ke-alqur’anan yang diselenggarakan di IIQ, terutama terkait tahfizh. Dalam hal ini Dra. Hj. Muthmainnah MA, menjelaskan panjang lebar mengenai program, metode dan prosedur penyelenggaraan tahfizh di IIQ Jakarta.
“Program tahfizh di IIQ Jakarta terbagi menjadi beberapa paket. Ada paket tahfizh 5 juz, 10 juz, 20 juz dan 30 juz. Dahulunya, IIQ Jakarta memprogramkan tahfizh 30 juz untuk seluruh mahasiswa, tetapi kemudian, bersama berjalannya waktu, kewajiban 30 juz untuk seluruh mahasiswa itu dirasa terlalu memberatkan, maka sekarang ini diadakan paket tahfizh yang berbeda-beda, tergantung peminatan dan kemampuan mahasiswa. Untuk menjaga mutu dan kulaitas tahfizh (hafalan) al-Qur’an, para mahasiswa dibimbing oleh para instruktur tahfizh. Untuk setiap instruktur tahfizh menangani atau membimbing hafalan al-Qur’an beberapa mahasiswa. Dalam satu minggu, mahasiswa wajib setoran hafalan al-Qur’annya secara talaqqi di hadapan instruktur tahfizhnya, minimal 3 kali. Dan jika mahasiswa masih bersemangat maka setoran “sunnahnya” 2 kali dalam seminggu. Jadi mahasiswa bisa setoran hafalan al-Qur’annya ke instruktur tahfizhnya bisa 5 kali dalam satu minggu. Ini artinya program tahfizh di IIQ adalah cukup intensif. Dan karena IIQ sangat menekankan program tahfizh ini maka, bagi mahasiswa yang tidak bisa memenuhi target hafalan al-Qur’annya persemester, maka tidak diperbolehkan mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS). Di akhir perkuliahan, ada ujian komprehensif bagi para mahasiswa, ujian kompre-nya adalah tikrar dari hafalannya, dan jika tidak lulus, maka mahasiswa tidak bisa diwisuda”, demikian penjelasan Dra. Hj. Muthmainnah, MA, salah satu alumni dan instruktur tahfizh IIQ, yang pernah menjuarai MTQ Internasional di Libya, pada tahun 2006.
Selain penjelasan tentang Program Tahfizh, IIQ Jakarta juga menyempatkan diri untuk memperdengarkan suara emas Dra. Hj. Maria Ulfah, MA, qori’ah yang telah berkali-kali menjuarai MTQ-MTQ internasional. (Ali Mursyid) /* Style Definitions */ mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:”Times New Roman”; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:Arial; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;}