Hadiri Silaturrahim Dosen, Tokoh ini Harap IIQ Jadi Rujukan Utama Studi Al-Qur’an
Menteri Agama RI periode 2014-2019 bapak Dr. (HC). KH. Lukman Hakim Saifuddin yang saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan IIQ Jakarta berharap IIQ Jakarta menjadi rujukan utama dalam kajian riset Al-Qur’an terutama yang berkaitan dengan persoalan-persoalan aktual bangsa.
Hal ini disampaikannya pada saat acara silaturrahim dosen IIQ Jakarta semester genap tahun akademik 2022/2023 pada Rabu, 25 Januari 2023 di Aula IIQ Jakarta.
Menurut pria yang akrab disapa LHS ini, IIQ Jakarta perlu menjaga prestasi dan branding kuat yang mampu melahirkan para qoriah dan para penghafal Al-Qur’an. Namun, kata LHS, IIQ saat ini perlu dikembangkan sebagai institusi yang juga fokus pada kajian riset Al-Qur’an. Dalam hal ini, kata LHS, menjadi institusi yang secara fokus melakukan penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an yang tengah berkembang dimasyarakat dan dapat dipertanggung jawabkan secara akademik.
“Berangkat dari realitas yang kita hadapi, maka apa sebenarnya problem bangsa ini dibidang keagamaan. Orang menerjemahkan Al-Qur’an secara bebas di media sosial. Kita tidak tahu dia pernah belajar dimana, reputasinya seperti apa, tiba-tiba itu ayat Al-Quran diterjemahkan begitu saja. Misal saudara-saudara kita yang menthogutkan Pancasila. Atau ayat-ayat masalah perempuan tentang feminisme. Dan ayat-ayat vital yang lalu kemudian diterjemahkan ditafsirkan disimpulkan dan diamalkan.” Ungkap beliau.
LHS kemudian mengarahkan agar IIQ lebih dulu melakukan identifikasi masalah-masalah aktual dan substansial, persoalan yang ekstrem dalam menyikapi Al-Qur’an. “Ekstrim yang terlalu tektualis atau terlalu tanpa batas yang katanya keduanya perlu dimoderasi”
Lebih lanjut, LHS mengatakan bahwa IIQ perlu tampil karena IIQ memiliki peran yang amat strategis. Arahan beliau selanjutnya adalah membuat pandangan yang sebenarnya, bagaimana perspektif tafsir yang sesungguhnya dari isu-isu yang berkembang tadi. “Kalo kita ingin dikenal dimasyarakat luas tidak sekedar dikenal namun juga dirasakan kebermanfaatannya. Bagaimana IIQ bisa menjadi rujukan utama ketika terjadi kontroversi” Tuturnya.
Pada acara silaturrahim yang dihadiri 70 dosen IIQ Jakarta ini juga diwarnai dengan beberapa pandangan dan usulan dari para kyai dan guru besar yang sangat membangun bagi kemajuan IIQ Jakarta. Diantara yang menyampaikan pandangan yaitu KH. Ahmad Munif Suratmaputra, KH. Syarif Rahmat dan Prof Said Agil Al-Munawwar.
Prof Said Agil Munawwar pada kesempatan ini menyampaikan bahwa beliau merasa sangat bersyukur karena IIQ sudah mengembangkan dan melebarkan sayapnya sedemikian rupa. Usulan beliau kepada para dosen adalah harus rajin menulis, menjaga hubungan baik dengan pemerintah, dan siap berjuang dalam rangka mengembangkan Al-Qur’an dengan segala disiplin keilmuannya. (FP)