Gus Menag: Sistem Pendidikan Al-Quran Perlu Direvitalisasi

Pjs Rektor IIQ Jakarta Dr. Hj. Nadjematul Faizah, SH. M, Hum mengusulkan kepada Menteri Agama RI Gus Yaqut Cholil Qoumas untuk merevisi PP No 55 tahun 2007 tentang pendidikan agama dan keagamaan agar dapat memasukkan pendidikan Al-Quran secara berjenjang dalam sistem pendidikan keagamaan.

Bukan tanpa sebab, hal tersebut diusulkan Pjs Rektor IIQ karena melihat kekosongan sistem pendidikan Al-Quran pada tingkat dasar, menengah dan menengah atas. Pjs Rektor mengungkap bahwa ini menjadi salah satu kendala bagi IIQ ketika mahasiswa tidak spesifik belajar Al-Quran dari jenjang sebelumnya. “Yang eksisting dimasyarakat itu dari bawah langsung ke atas. Dari TPQ/TPA langsung ke perguruan tinggi. Tengahnya kosong” Kata Dr. Nadjematul Faizah.

Gus Menag kemudian mendukung usulan itu. Beliau menyampaikan bahwa sistem pendidikan Al-Quran memang perlu direvitalisasi. Namun beliau mengakui bahwa proses untuk merevisi PP butuh proses yang panjang. “Tidak ada yang tidak mungkin, tapi tidak mudah. Proses untuk merevisi PP tidak mudah” Ungkap Menag.

Dalam pertemuan itu, Menag menuturkan pada prinsipnya jajaran PTKI Kementerian Agama telah diminta untuk maksimal memberikan afirmasi kepada perguruan tinggi keagamaan Islam baik yang Negeri maupun swasta. Namun, ungkap Menag, ada banyak aturan yang menjadi hambatan untuk memberikan afirmasi kepada perguruan swasta.

Oleh karena itu, lanjut Menag, sambil menunggu kesempatan baik untuk bisa merevisi PP tersebut, agar dicari cara lain bagaimana cara mengafirmasi anak-anak di bawah jenjang perguruan tinggi sehingga dapat secara linier memenuhi kebutuhan yg ada di IIQ. Menag berjanji akan menyiapkan waktu khusus untuk mendiskusikan hal teknis dan berbicara bagaimana mendesign agar Kitab Suci Al-Quran bisa benar-benar terinternalisasi pada anak didik. “Mungkin yang paling soft atau instan, kita memberikan beasiswa untuk IIQ dari Kementerian Agama untuk anak-anak yg memiliki kriteria tertentu” ujar Menag

“Ini saya kira perlu kita fikirkan bersama. Saya secara pribadi sangat penting ya Qur’an ini, bagaimana mengajarkan Al-Quran ini tidak hanya secara tekstual, tapi lebih jauh dari itu yakni secara substansif. Saya sangat memahami karena saya punya anak.” Lanjut menag sebelum mengakhiri sambutannya. (FP)