Berlangsung seru, Diskusi Tafsir Al-Quran di Medsos Membuka Wawasan Baru
Talkshow dan Launching Buku Tafsir Al-Qur’an di Medsos Karya Gus Nadir pada Senin, 30 September 2019 malam berlangsung seru dan meriah. Jalan diskusi terasa hangat dan membuka wawasan baru bagi peserta yang hadir terkhusus mahasantri IIQ Jakarta.
Didasarkan pada fenomena yang terjadi di era media sosial ini, kita melihat bahwa siapapun bisa mengakses informasi mengenai apapun. Semakin ironi, ketika kaum milenial menjadikan media sosial sebagai sumber utama informasi dan mereka menganggap bahwa itu sebagai sebuah kebenaran ketika hanya cukup dengan mengetik di ‘mbah google’. Bahkan ilmu agama belajar melalui media sosial.
Peristiwa di atas memunculkan kekhawatiran tersendiri bagi Gus Nadir. Sehingga lahirlah sebuah buku yang membuka wawasan baru untuk para generasi milenial. Membuka wawasan agar tidak mengambil mentah-mentah atas apa yang tersebar secara daring di media sosial.
Gus Nadir menjelaskan bahwa keputusan beliau meluncurkan buku mengenai Tafsir Al-Qur’an di medsos karena didasari oleh keprihatinannya atas banyaknya postingan di medsos yang hanya mengandalkan terjemahan Al-Qur’an dalam Bahasa Indonesia, tanpa penjelasan mengenai latar-belakang dan konteks ayat tersebut.
Dalam diskusi tersebut, beliau mengungkapkan Peluncuran Tafsir ini terinspirasi dari kasus yang ramai diperbincangkan ketika Pilkada DKI 2017 lalu yakni terkait dengan QS. Al-Maidah 51 kala itu.
Melalui buku ini, Gus Nadir ingin menyebarkan ajaran-ajaran Islam yang moderat. Melihat banyak yang viral dan kemudian pembahasannya tidak merujuk pada kitab-kitab tafsir.
Beliau merasa harus terlibat guna memberikan penjelasan mengenai tafsir Al-Quran berdasarkan rujukan yang jelas.
“Yang selalu saya jaga adalah jangan sampai Al-Qur’an ini dipolitisir” Ungkapnya.
“Kalau dibaca oleh orang awam menjadi bahaya. Karna para politisi mencoba jualan emosi ummat.” Lanjutnya.
Sang moderator, Bapak Muhammad Ulinnuha mengatakan bahwa kehadiran buku karya Gus Nadir ini menjadi sangat penting untuk memverifikasi kebenaran sumber-sumber yang ada di media sosial. Betul atau tidak.
Sebagaimana diketahui, buku ini merupakan kumpulan artikel Gus Nadir yang terserak di media sosial. Lalu, artikel-artikel yang bertemakan tafsir tersebut dikumpulkan hingga menjadi sebuah buku yang utuh. Dalam edisi yang diperkaya ini, buku bersampul biru tersebut ditambah sebanyak 100 halaman.
Hadir dalam acara sebagai narasumber yaitu putri mendiang Gus Dur Yenny Wahid yang memberikan pandangannya terkait berbagai peristiwa, juga musisi papan atas Bang Ridho Hafiz salah satu personil Slank yang mula-mula mengisahkan bagaimana perjumpaannya dengan Gus Nadir.
Turut hadir para pimpinan IIQ Jakarta, Pengasuh Pesantren IIQ Jakarta, para dosen dan segenap ratusan mahasiswi memadati arena acara.
Acara berlangsung seru karena ditutup dengan bernyanyi bersama sepenggal lirik lagu Slank, “Ku Tak Bisa Jauh dariMu” (FP)