Almarhumah Hj. Harwini Joesoef: “Siti Khodijah Zaman Modern”
Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta kembali berduka, tokoh penting sekaligus salah satu pendiri IIQ Jakarta, Ibu Hj. Harwini Joesoef meninggal dunia pada senin, pukul 07.32 WIB (28/02/12).
Beliau wafat pada usia 84 tahun dikarenakan penyakit yang dideritanya. Sebelumnya, Beliau sempat dirawat di Rumah Sakit Adi Waluyo sejak hari Sabtu pada minggu lalu, hingga akhirnya Beliau mengembuskan nafas terakhirnya dan beliau dimakamkan di pemakaman keluarga di daerah Bogor.
IIQ Jakarta telah kehilangan sosok inspratif yang luar biasa untuk kesekian kalinya, setelah sebelumnya ibu rektor Profesor Dr. Hj Huzaemah T. Yanggo, MA. yang wafat pada bulan Juli tahun lalu. Rasa kehilangan pastinya sangat dirasakan oleh para mahasiswi, para dosen dan seluruh keluarga besar IIQ Jakarta. Beliau merupakan sosok penting dalam perkembangan Instansi Al-Qur’an ini yang telah mewakafkan tanahnya seluas 2 hektar untuk pembangunan pesantren takhassus IIQ Jakarta. Beliau juga merupakan wanita hebat nan tangguh yang juga telah berjuang untuk kemajuan Institut Ilmu Al Qur’an Jakarta.
“Saya mengenal Beliau tahun 80, saya melihat Beliau adalah seorang pejuang. Perjuangannya dalam memperhatikan wanita Indonesia sangatlah besar, bahkan tanah pesantren ini merupakan wakaf beliau, saya kagum terhadap Beliau.” tutur Dra. Hj. Mursyidah Thahir, MA. Wakil Rektor III tahun (1995-2010).
Dari kacamata Beliau, kita dapat melihat bahwa sosok Ibu Harwini merupakan wanita luar biasa hebat dan tangguh. Beliau rela menghabiskan waktu dan juga tenaga untuk pembangunan IIQ Jakarta.
“Beliau adalah sosok Siti Khodijah di zaman modern sekarang, karena beliau merupakan seorang pengusaha yang sangat dermawan, sosok hamalatul Qur’an, dan juga pendukung semua kegiatan di IIQ Jakarta.” Jelas PJS Rektor Dr. Hj. Nadjematul Faizah SH., M. Hum.
Tepat pukul 13.00 WIB pada hari itu, mahasantri, dosen dan keluarga besar IIQ Jakarta melaksanakan solat jenazah di depan gedung asrama rusunawa, yang didahului dengan sambutan dari PJS rektor dan Ketua Umum Yayasan IIQ Jakarta Ir. H. Rully Chairul Azwar M. Si. IPU. Acara berlangsung dengan khidmat dan khusyuk.
Dengan adanya peristiwa ini, tentunya kita tidak boleh larut dalam kesedihan. Justru kita harus mampu menciptakan kemajuan yang pesat untuk IIQ Jakarta seperti yang telah beliau upayakan.
Hal ini juga memberikan banyak pelajaran bagi kita, agar kita senantiasa menata diri dan juga hati, agar Beliau layak diterima Allah SWT di sisi yang terbaik serta mendapatkan jalan kematian yang terbaik (Husnul khatimah). Duka ini tidak hanya dirasakan keluarga, mahasiswi ataupun kerabat saja, namun meninggalnya beliau juga kematian para ulama pada umumnya merupakan duka bagi alam semesta. (NAN)
Sumber : IIQ Pers